Kali ini saya akan bercerita ttg kunjungan saya ke DEKRANAS beberapa minggu yang lalu. Gedungnya tidak asing lagi karena hampir setiap hari saya melewatinya. Hanya saja, baru sekarang ini saya berkesempatan mengunjunginya.Saat masuk, saya tertarik dengan bangunan kecil yang terpisah satu sama lain. Ternyata, bangunan tersebut adalah ruang khusus yang disediakan untuk para pengrajin yang melakukan aktivitasnya. Pertama, saya menjumpai dua orang ibu yang sedang membuat tenun ikat. Salah seorang penenun itu, Ibu Manihu mengatakan bahwa kegiatan menenun di DEKRANAS telah dimulai sejak tahun 1986, namun peralatan tenun mereka masih sangat sederhana seperti halnya yang digunakan oleh para penenun di daerah Masalili, Kab. Muna. Saat itu mereka mengolah kapas menjadi benang hingga menjadi kain yang dapat dipakai. Sekitar tiga tahun kemudian barulah DEKRANAS mendatangkan beberapa set ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan menyelenggarakan pelatihan untuk para penenunnya. Masih menurut Ibu Manihu, dengan ATBM ini mereka dapat menyelesaikan tenunan ikat sepanjang 1 meter selama 2 hari. Mereka pun tak harus mengolah kapas lagi hingga menjadi benang karena mereka dapat membeli sendiri benang dan memintalnya. Meskipun demikian, proses ini tetap terbilang cukup lama jika dibandingkan dengan mesin karena setiap kali memintal benang mereka juga harus mengatur kembali susunan benang itu agar sesuai dengan corak yang diinginkan. Melihat prosesnya yang cukup rumit, tak heran jika harga tenunan tradisional per-meternya bisa mencapai ratusan ribu.
Beranjak ke ruang berikutnya, saya mendapati para pengrajin perak yang sedang rehat sejenak. Thanks God, mereka tak keberatan ditanyai mengenai beberapa hal. Menurut salah seorang pengrajin, Anto, mereka mengkhususkan pada pembuatan perhiasan seperti cincin, kalung bros dan lain-lain. Untuk pesanan khusus mereka bisa menyelesaikannya selama sekitar 4 hari dengan harga Rp 17.000/gram. Jangan takut jika anda membutuhkannya segera, karena display hasil karya mereka ada di showroom DEKRANAS.Oh iya, di showroom tersebut juga ditampilkan anyaman hagel dalam bentuk tas, topi dll.